Nama Fiersa Besari awalnya dikenal sebagai musisi indie dari Bandung.
Dia aktif bermusik sebagai vokalis band indie post rock Climacteric
hingga menelurkan album bertajuk '11:11' (2012) dan berlanjut dua album
berikutnya.
Tulisan-tulisan Fiersa kerap diunggah di dunia maya.
Publik pun makin mengenalnya. April 2013, pria yang akrab disapa Bung
itu mulai berkeliling Indonesia.
Dia mencoba mencari jati diri
dan memahami arti dari perjalanan. Selama delapan bulan, Fiersa mulai
menjelajah dari kota asalnya di Bandung lalu ke Sumatera sampai Titik
Nol di Pulau Sabang.
Berlanjut ke Sulawesi sampai Jayapura di
Tanah Papua. Fiersa tak lagi menjadi musisi indie yang mencari keeksisan
dalam berkarya.
 Perkenalkan Fiersa Besari, Si Penulis Muda dan Musisi Indie dari Bandung Foto: Muhammad Ridho
|
Sejak
buku 'Garis Waktu' diterbitkan oleh MediaKita (Agromedia Group), dia
mantap berkiprah sebagai penulis. "Dari awal musik dulu, menulis itu
bagi saya cuma senang-senang saja. Bukan jadi pembaca buku yang gila,
tapi intensitas membaca saya sudah lebih baik dari dulu," ujar Fiersa
ketika berkunjung ke kantor detikHOT di Gedung Trans TV, kawasan
Tendean, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2018).
Dari perjalanan
selama delapan bulan, aktivitas membaca buku, mencatat atau menulis,
serta mengobrol dengan warga sekitar menjadi kegiatan sehari-hari. "Saat
itu nulis blog juga tapi dengan diksi yang luar biasa hancur."
Kata-kata
yang digoreskan pendiri Komunitas Pecandu Buku itu mampu menghipnotis
para penggemar dan pembaca setianya. Tak sembarang kata-kata romantis,
secara sederhana tulisannya membawa pesan yang lebih mendalam.
Sejak
September 2016 sampai kini, Fiersa sudah menerbitkan tiga buku. 'Garis
Waktu' yang memuat pemikirannya berhasil terjual lebih dari 10 ribu
eksemplar. Buku kedua 'Konspirasi Alam Semesta' diterbitkan dengan
konsep album buku (Albuk), dan 'Catatan Juang' yang merupakan spin-off
dari buku sebelumnya.