Minggu, 04 November 2018

Quotes dari Fiersa Besari

1. Kemampuan Menguasai Waktu

“Akhir-akhir ini, aku ingin mempunyai kemampuan untuk menguasai waktu. Bukan agar mampu kembali ke masa lalu. Tak ada yang aku sesali atau perlu diubah. Aku hanya ingin waktu membeku, agar bisa lebih lama denganmu.”
😀

2. Hatimu Tempat Berlibur

“Hatimu tempat berlibur. Indah, tapi banyak pengunjungnya. Dan aku harus rela menjadi salah satunya, yang datang sejenak lalu pergi untuk seterusnya mengenang.”

3. Kenangan Selalu Tinggal Terlalu Lama

“Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun kenangan dan persaan selalu tinggal terlalu lama.”

4. Semua Akan Tiba Waktunya

“Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita.”

5. Jangan Paksa Orang Lain

“Latar belakang kita berbeda-beda. Yang kita suka pun tidak selalu sama. Kenapa memaksa seluruh dunia untuk memandang dengan matamu?”

6. Melihat Sisi Baik

“Tunjukkan kegelapan dan aku bisa melihat cahaya. Tunjukkan semua keburukanmu dan aku masih bisa melihat kebaikan yang tersisa.”

7. Selalu Ada yang Baru

“Selalu ada hari baru untuk setiap napas. Selalu ada kesempatan baru untuk kembali tersenyum. Patah hati tidak harus selamanya, kan?”

8. Dikagumi dalam Diam

“Kadang, yang terindah tak diciptakan untuk dimiliki. Cukup dipandangi dari jauh, lalu syukuri bahwa ia ada di sana untuk dikagumi dalam diam.”

9. Hidup Bukan untuk Meratap

“Nyatakan perasaan, hentikan penyesalan, maafkan kesalahan, tertawakan kenangan, kejar impian. Hidup terlalu singkat untuk dipakai meratap.”

10. Bergerak atau Terbunuh

“Petualangan mungkin akan menyakitimu. Tapi, terjebak dalam rutinitas–yang tidak kau sukai- akan membunuhmu perlahan. Terkadang, kita hanya perlu menghilang.”

11. Apalah Arti Berjarak

“Apalah artinya jarak jika dibandingkan dengan jempol yang saling mengetik, suara yang saling menyapa, langit yang saling tertatap, dan doa yang saling terhatur?”

12. Jangan Terlalu

“Jangan terlalu dalam, nanti susah keluar. Jangan terlalu terikat, nanti susah lepas. Jangan terlalu jatuh, nanti susah berdiri. Jangan terlalu bergantung, nanti susah mandiri. Saling menguatkan, bukan melemahkan.”
Yang berlebihan memang selalu tidak baik. Sebab yang sekarang kita cintai, bisa jadi membenci hanya karena satu hal kecil. Maka berlakulah sewajar-wajarnya. Seproporsional mungkin.

13. Pagi adalah Pembunuh Gerutu

“Ternyata, bangun lebih pagi adalah pembunuh gerutu. Karena kita punya waktu untuk secangkir kopi, setampuk lamunan, dan secarik rindu.”

14. Bersyukur itu Segalanya

“Saya rasa, manusia yang beruntung itu bukan yang punya segalanya, tapi yang bisa mensyukuri ke-apa-adaannya.”

15. Selalu Ada Sisi Baik

“Jika panas, keringkan lukamu. Jika hujan, nikmati rindu. Jika gelap, biarkan harapan menuntunmu. Mentari akan selalu terbit, juga senyumanmu.”

16. Berdoa Sebelum Berjuang

“Karena kita masih bernapas. Semoga tidak lupa untuk bersyukur sebelum mengeluh, memberi sebelum meminta, berdoa sebelum berjuang.”

17. Hanya Beberapa Saja

“Beberapa pergi tak mengenal pulang. Beberapa salah tak mengenal maaf. Beberapa belum tak mengenal sudah. Beberapa lara tak mengenal rela.”

Saat hati kita melebur – puisi Fiersa Besari

Mentari menyingsing di ufuk timur. Tangan kita berpegangan. Bahasa terindah kita adalah keheningan. Huruf terindah kita adalah kerinduan. Kata-kata terindah kita adalah kau dan aku saling mendoakan. Kita tak mampu mendefinisakan apa yang kita rasa. Kita berdua hanya tahu bahwa ini indah walau tak bernama.
Setelah malam demi malam kau menahan perih peninggalan masa lampau, setelah minggu demi minggu kau mencoba untuk tidak lagi jatuh hati, setelah purnama demi purnama aku tak jua henti menanti, kita memutuskan untuk mencoba. Seberat apapun hidup. Sehebat apapun perbedaan, kita memutuskan untuk mencoba.
Jatuh cinta memang tak pernah direncanakan, tapi membina sebuah komitmen, butuh perencanaan. Mabuk kepayang itu mudah. Kau hanya perlu mereguk suka cita sebanyak-banyaknya. Yang sulit itu menghadapi resiko terjaga dari mabuk tanpa ada siapun disebelahmu. Jatuh cinta itu mudah kau hanya perlu terpanah asmara, lalu jatuh. Yang sulit itu menghadapi resiko berdiri sendirian dengan hati yang terluka. Kasmaran itu mudah. Kau hanya perlu senyum-senyum sendiri setiap akan berangkat tidur. Yang sulit itu menghadapi resiko terbangun dengan hati yang patah tanpa ada yang mampu merekatkannya kembali.
Kenapa aku mau menghadapi semua resiko itu? Karena duduk disebelahmu sambil memandang matamu, merasakan jantungku ingin meledak, lalu melihat senyumanmu menghentikan duniaku, resiko apapun jadi tak berarti untuk ditempuh. Bersamamu, kesulitan-kesulitan tersebut menjadi tiada.
Kau bertanya, mengapa harus engkau? Aku tidak pernah punya jawabannya. Aku rasa kita tidak bisa memilih siapa yang patut kita taruh dalam hati kita. Kau pernah meragu, apa hebatnya dirimu. Aku tak perlu menjawab itu. Lihat saja bagaimana kau selalu mampu membuat aku tersenyum, seburuk apapun hari yang kulaluli.
Di belakangmu ada rasa sakit, di depanmu ada kisah baru, di sebelahmu ada aku yang takkan pernah pergi. Kau hanya perlu mengubah caramu melihat.
Susah dan senang, jatuh dan bangun, gembira dan terluka, aku bersamamu. Aku bersamamu untuk menuntun, bukan menuntut; menggandeng, bukan menarik paksa; mempercayai, bukan mencurigai; membahagiakan, bukan membahayakan. Jadi, jangan menyerah…. Jangan hari ini.

Profil Of Fiersa Besari

Nama Fiersa Besari awalnya dikenal sebagai musisi indie dari Bandung. Dia aktif bermusik sebagai vokalis band indie post rock Climacteric hingga menelurkan album bertajuk '11:11' (2012) dan berlanjut dua album berikutnya.

Tulisan-tulisan Fiersa kerap diunggah di dunia maya. Publik pun makin mengenalnya. April 2013, pria yang akrab disapa Bung itu mulai berkeliling Indonesia.

Dia mencoba mencari jati diri dan memahami arti dari perjalanan. Selama delapan bulan, Fiersa mulai menjelajah dari kota asalnya di Bandung lalu ke Sumatera sampai Titik Nol di Pulau Sabang.

Berlanjut ke Sulawesi sampai Jayapura di Tanah Papua. Fiersa tak lagi menjadi musisi indie yang mencari keeksisan dalam berkarya.

Perkenalkan Fiersa Besari, Si Penulis Muda dan Musisi Indie dari BandungPerkenalkan Fiersa Besari, Si Penulis Muda dan Musisi Indie dari Bandung Foto: Muhammad Ridho


Sejak buku 'Garis Waktu' diterbitkan oleh MediaKita (Agromedia Group), dia mantap berkiprah sebagai penulis. "Dari awal musik dulu, menulis itu bagi saya cuma senang-senang saja. Bukan jadi pembaca buku yang gila, tapi intensitas membaca saya sudah lebih baik dari dulu," ujar Fiersa ketika berkunjung ke kantor detikHOT di Gedung Trans TV, kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2018).

Dari perjalanan selama delapan bulan, aktivitas membaca buku, mencatat atau menulis, serta mengobrol dengan warga sekitar menjadi kegiatan sehari-hari. "Saat itu nulis blog juga tapi dengan diksi yang luar biasa hancur."

Kata-kata yang digoreskan pendiri Komunitas Pecandu Buku itu mampu menghipnotis para penggemar dan pembaca setianya. Tak sembarang kata-kata romantis, secara sederhana tulisannya membawa pesan yang lebih mendalam.

Sejak September 2016 sampai kini, Fiersa sudah menerbitkan tiga buku. 'Garis Waktu' yang memuat pemikirannya berhasil terjual lebih dari 10 ribu eksemplar. Buku kedua 'Konspirasi Alam Semesta' diterbitkan dengan konsep album buku (Albuk), dan 'Catatan Juang' yang merupakan spin-off dari buku sebelumnya.